Sabtu, 07 Desember 2013

Cara Membuat Pupuk Organik


Cara Membuat Kompos Pupuk Organik. Kompos merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa tanaman dan kotoran hewan yang telah mengalami proses dekomposisi atau pelapukan. Selama ini sisa tanaman dan kotoran hewan tersebut belum sepenuhnya dimanfaatkan sebagai pengganti pupuk buatan. Kompos merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan kesuburan tanah dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia) pada tanah secara berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah dalam

Kompos yang baik adalah yang sudah cukup mengalami pelapukan dan dicirikan oleh warna yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air rendah dan sesuai suhu ruang. Proses pembuatan dan pemanfaatan kompos dirasa masih perlu ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan secara lebih efektif, menambah pendapatan peternak dan mengatasi pencemaran lingkungan.

Manfaat kompos organik diantaranya adalah
1) memperbaiki struktur tanah berlempung sehingga menjadi ringan
2) memperbesar daya ikat tanah berpasir sehingga tanah tidak berderai
3) menambah daya ikat tanah terhadap air dan unsur-unsur hara tanah
4) memperbaiki drainase dan tata udara dalam tanah
5) mengandung unsur hara yang lengkap, walaupun jumlahnya sedikit (jumlah hara ini tergantung dari bahan pembuat pupuk organik)
6) membantu proses pelapukan bahan mineral
7) memberi ketersediaan bahan makanan bagi mikrobia
8) menurunkan aktivitas mikroorganisme yang merugikan

Beberapa alasan mengapa bahan organik seperti kotoran sapi perlu dikomposkan sebelum dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman antara lain adalah :
1) bila tanah mengandung cukup udara dan air, penguraian bahan organik berlangsung cepat sehingga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
2) penguraian bahan segar hanya sedikit sekali memasok humus dan unsur hara ke dalam tanah
3) struktur bahan organik segar sangat kasar dan daya ikatnya terhadap air kecil, sehingga bila langsung dibenamkan akan mengakibatkan tanah menjadi sangat remah
4) kotoran sapi tidak selalu tersedia pada saat diperlukan, sehingga pembuatan kompos merupakan cara penyimpanan bahan organik sebelum digunakan sebagai pupuk.

Cara pembuatan kompos pupuk organik :
1. Istilah Kompos Hi-grade
Dinamakan kompos organik hi-grade karena mengandung unsur kimia yang komplit berasal dari campuran kotoran sapi dan urine yang diaduk secara merata oleh ternak sendiri dengan cara diinjak-injak sehingga telah mengalami proses dekomposer dengan baik.

2. Bahan dan peralatan
a. Kotoran sapi yang bercampur dengan urine
b. Sekam atau ”gergajen” (limbah gergajian kayu)
c. Kapur bubuk
d. Skop dan saringan
e. Karung plastik
f. Timbangan

3. Cara pembuatan kompos
Pembuatan kompos diawali dengan pengumpulan kotoran sapi dengan cara pemanenan dari kandang sistem kelompok, dilanjutkan dengan proses pengolahan menjadi kompos curah, blok, granula dan bokhasi.

a. Pemanenan kompos
• Dilakukan setelah ketebalan kotoran sapi dan urine di dalam kandang kelompok mencapai 25 - 30 cm (1,5 – 2 bulan)
• Pemanenan dilaksanakan sesuai dengan tujuan jenis kompos organik, yaitu kompos curah, kompos blok, kompos granula dan bokhasi.

Cara membuat pupuk organik tidak sesulit yang dibayangkan. Bahan-bahan dasarnya mudah dijumpai di sekitar kita. Hasilnya? Jika pembuatannya sesuai dengan aturan, tidak kalah dibandingkan pupuk organik yang dijual di toko-toko saprotan. Sebelum memulai siapkan alat dan bahan yang terdiri atas: tong (kapasitas 50–100 liter), limbah ikan (bisa dicari di penjual ikan di pasar), gula jawa atau gula pasir, buah busuk yang tidak bergetah atau sampah sayuran (ini juga bisa di cari di pasar), mikroorganisme pengurai (di pasaran banyak merek dijual seperti EM4, M Bio, atau Simba), serta abu sekam (bila tidak ada dapat digantikan abu daun bambu).
Berikut 5 langkah cara membuat pupuk organik:
Masukkan seluruh bahan ke dalam tong dengan perbandingan cair dan padat 7:3.
Campurkan air hingga memenuhi 3/4 bagian tong, lalu aduk rata selama 15 menit lalu tutup rapat-rapat.Berikutnya proses fermentasi akan terjadi. Fermentasi akan menghasilkan gas. Supaya mikroorganisme tidak mati, buka tutup tong setiap 3 hari selama 1–1,5 bulan fermentasi.
Ciri pupuk cair yang siap digunakan yakni tidak berbau menyengat dan warna cairan cokelat kehitaman.
Sebelum dipakai, saring terlebih dahulu cairan memakai kain. Dosis pemakaian yang dianjurkan adalah 200 ml atau setara gelas minuman mineral dicampurkan dengan seember air.
Sisa bahan padat yang mengendap di dasar tong bisa dipakai sebagai media tanam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar